Senin, 01 Agustus 2011

Setan bulan Ramadhan



Jika telah memasuki bulan Ramadhan Setan sudah di belenggu dan dikerangkeng oleh Allah swt supaya tidak mengganggu yang sedang melaksanakan puasa,  kalimat itu mungkin masih sering terdengar di lingkungan para pembaca, jika demikian tak jauh berbeda dengan lingkungan di Kebarongan yang kerap kali masih  diucapkan para orang tua untuk memberi keberanian anak-anak untuk beranhgkat Shalat Terawih berjamaah baik di Mushala maupun di Masjid. 

Tapi apa dan bagaimana Setan itu ?? berikut kami sajikan ulasan tentang Setan secara rinci, mudah-mudahan bisa menambah pengetahuan kita tentang agama di bulan Ramadhan ini. 

Yang dimaksud dengan “Setan” dapat dijelaskan berdasarkan akar kata (1) Syathana) (2) Syaatha. Arti Setan (Syaitan), apabila berdasarkan kata Syathahun, menurut kaidah bahasa Arab dikatakan bahwa artinya ialah : menjadi jauh. Contoh : Syathanad-daara artinya : rumah itu jauh, Asy-syathanu : alhabluth-thawiil yaitu : tali yang panjang, Sythanu sahibahu, khaalafahu‟an niyyatihi wa-wajhihii. Artinya : Dia adalah wujud yang jauh dari kebenaran dan membuat pula orang lain menjauh serta berpikir tentang kejahatan (Aqrab). 

Tetapi apabila arti Setan itu diambil dari kata Syaatha, maka artinya ialah : Dia “terbakar atau menyala” karena nafsu/emosi yang berlebih-lebihan. Contoh : Syaatha asy-syaiu, ihtiraqaa, atau Istasyaatha ghadaban idzaa ihtadda fii qhadabihii waltahaba. Yaitu : Dia “terbakar “ karena rasa marahnya yang luar biasa hingga menyala-nyala. Contoh : Syaatha fulanun, halaka. Artinya si fulan telah hancur.

Ada lagi contoh lain yang terdapat dalam sabda Rasulullah s.a.w. tentang arti Setan atau Syaithanuun, beliau bersabda :

“Arraakibu syathaanu, war-raakibaani syathaanaani,  waths-thsalaatu rakbun”. 

Artinya :

Seseorang pengendara yang sendirian adalah Syathaanun, bila ada dua pengendara berarti dua Syaithaan, tetapi bila ada tiga pengendara mereka itu baru Rakbun. 

Maksud Hadits tersebut adalah jika seorang musafir (bila sendirian) akan mengalami banyak kesulitan. Bila dua orang, juga mengalami kesulitan. Tetapi bila tiga orang, maka perjalanan itu akan terasa ringan.

Disini kelihatan jelas bahwa kata Setan atau Syaithaanun itu banyak artinya namun tidak menggambarkan suatu wujud atau bentuk yang nyata.

Sabda Nabi s.a.w. tersebut adalah bahwa bila perjalanan dilakukan oleh tiga orang barulah perjalanan itu tak akan mengalami kesulitan atau bahaya, karena itu dimasa dahulu adalah hal yang biasa bila seorang dalam perjalanan dirampok dengan mudah sedangkan jika tiga orang atau lebih tentu lebih disegani. Disini kelihatan oleh kita bahwa yang dimaksud dengan Setan itu bukan satu wujud yang tidak jelas melainkan menunjukan bahwa Setan itu adalah manusia. Hanya masalahnya adalah masalah pemakaian dan penggunaan bahasa dan kata-kata yang lama-kelamaan berubah menjadi suatu pengertian tersendiri. 
  
Kata Setan juga biasa digunakan untuk ruh-ruh jahat dan lebih jelas lagi dikatakan :

Asy-syathaanu ma‟ruufun wa-kullu „aatin mutamarridin min insinan jinnin au daabbaatin, bahwa : Setan itu memang sudah terkenal. Setiap yang melampaui batas dan setiap pembangkang adalah Setan, biarpun dia dari kalangan Ins atau Jinn atau yang berkaki empat.

Di dalam Al Quran sebutan Setan pertama kali terdapat dalam Surah Al Baqarah ayat 14 yang berbunyi :

Bila merekan berjumpa dengan orang-orang beriman, mereka mengatakan : “Kami telah beriman”. Dan bila mereka kembali kepada Syitan-syaitan mereka, mereka mengatakan : “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu……………”

Dalam ayat ini dikatakan yayaathinihim (syaitan-syaitan), kata jamak dari Syaithaan (Setan). Kata “Bila mereka kembali kepada syitan-syaitan mereka” jelas menunjukan kembali kepada pemimpin=-pemimpin mereka yang berjiwa ihtiraqa, yang istisyaatha ghadaban….waltahaba, yaitu mereka yang karena sangat benci dan memusuhui Rasulullah s.a.w. dan kaum muslimin, merasa panas dan menyala karena marah dan sikap antipatinya. Siapa mereka, jelas adalah orang-orang kafir dan kaum munafik, mereka yang sudah dikenal dalam sejarah. Kaum munafik itu yang bila berada di tengah kaum muslimin mengatakan “Kami telah beriman” tetapi bila kepada kaum kafir dan munafik mereka itu mengatakan “Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu”, seperti tercantum dalam ayat. Al Quran menegaskan lebih jelas lagi bahwa kaum kafir itu akan mengatakan : Rabanaa innaa atha‟ana sadaatanaa wa-kubaraa-inna fa-adhalluunas-sabiil”, bahwa : “Mereka berkata , Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami lalu mereka menyesatkan kami”….(Al Ahzab : 67)

Lebih jauh para sahabat Nabi s.a.w. demikian pula alim-ulama kenamaan mengatakan, yang dikatakan “setan-setan mereka” itu tidak lain adalah pembesar-pembesar dan para prmimpin kaum kafir dan munafik.

Ibnu Jarir mengatakan dari Ibnu Abbas ra mengatakan :

Idza khalau ilaa syayaathinihin minal yahudil-ladzina yaa-muruunahum bit-takdziibi
Bahwa : Yang dimaksud “syayaathin disini adalah pemimpin dari kalangan Yahudi dan kaum munafik yang mengajarkan cara mendustakan ajaran Islam.

Ibnu Jarir meriwayatkan pula dari Qatadah r.a. :  
Arti : Idza khalau ilaa syayaathinihim adalah : Ikhwaanuhum minal musyrikiin., yaitu saudara-saudara mereka dari kaum musyrik.

Ibnu Jarir meriwayatkan lagi dari Mujahid sebagai berikut : Ash- haabuhum minal-munaafiqiin wal-musyrikin : Teman-teman mereka dari kaum munafik dan musyrik.

Jelas yang dimaksud ayat 14 diatas dengan kata “syayaathin” (setan-setam) adalah para pemimpin dan pembesar kaum musyrik, kafir dan munafik.

IbnuJarir juga meriwayatkan dari Abdullah Ibn Mas‟ud r.a. bahwa yang dimaksud dengan “Syayaathiin” adalah Suaasaahum fil kufri, yaitu : kepala /pemimpin mereka dalam kekafiran.
  
Di dalam Al Quran sebuah ayat lain menunjukan bahwa kata Setan itu digunakan, dan bukan berarti wujud yang tak jelas melainkan wujud manusia. 

Firman-Nya : 

Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti kamu dengan kawan-kawannya (orang musyrik Quraisy), karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu. (Al Imran : 175)

(Al Quran dan terjemahannya Dept. Agama RI) kalimat yang di kurung berbunyi “orang musyrik Quraisy”, jadi bukan Setan dalam arti mahluk yang tidak jelas wujud dan identitasnya.

Setan itu apa dan siapa. Setan adalah wujud yang berkelakuan buruk yang menginginkan supaya manusia dapat digelincirkan dan dibelokkan dari jalan yang lurus ke jalan yang sesat dan menyesatkan. Sebenarnya dia menyerang manusia dengan berbagai cara dan jalan untuk mewujudkan maksud buruknya, menjanjikan hal-hal yang muluk seperti digambarkan ayat : 

Dan hanguslah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah  mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan berupa tipuan belaka. (Al Isra : 64) 

Siapa yang dapat dipengaruhi dan bagaimana dia dijadikan alat oleh Setan itu, antara lain dengan beberapa cara :

1.  Ada orang atau kalangan yang di ancam atau ditakut-takuti dengan rupa-rupa cara dan jalan supaya ikut kepadanya. Yang cepat menjadi pengikutnya ialah mereka yang berjiwa sama dengan dia. 
2.  Ada pula orang baik-baik dan suka melakukan kebaikan. Mereka itu didekati untuk menghentikan mereka dari berbuat baik. Sekali berhenti dari berbuat baik seterusnya langkah demi langkah dia akan semakin maju menuju kearah Setan. 
3.  Ada orang yang karena kesulitan dan kekurangan dibujuk dengan janji-janji muluk supaya dia ikut dan menggabungkan dengan jalan Setan itu. Paling tidak orang ini akan berubah pikiran dan menjadi bimbang, siapa dan jalan mana yang sebaiknya ditempuh. Yang demikian ini hidupnya akan kacau dan tidak menentu sehingga sewaktu-waktu ia dapat tergelincir. Contoh dalam kaitan ini banyak sekali apalagi lembaran sejarah para nabi penuh dengan contoh-contoh seperti tercantum diatas. 

Lalu siapakah musuh Setan paling besar ? Biasanya musuhnya yang paling utama adalah para nabi dan jamaahnya. Nabi dan jamaahnya menjadi musuh nomor satu karena dia tidak dapat menguasai nabi dan tidak pula jamaahnya yang sejati. Al Quran mengatakan : 

Sesungguhnya hamba-hambaKu, kamu tidak akan dapat menguasai mereka (karena) Tuhan lebih cukup menjadi penjaga mereka (Al Isra : 65)

Bagaimana mereka dijaga oleh Allah s.w.t. hingga Setan tidak dapat mempengaruhi mereka? Nabi mempunyai kekuatan Qudsiyah, wibawa dan kharisma rohaninya sangat tinggi untuk menarik orang kepada kebaikan. Ajaran seorang nabi itu meyakinkan sebagai jalan menuju keselamatan. Diantara jalan kebaikan ajaran nabi itu ialah, berupaya terus menjalankan ibadah untuk mencari keridhaan Allah s.w.t. dan ibadah yang paling praktis diamalkan oleh siapa saja adalah ibadah shalat atau sembahyang. Sehari semalam seorang muslim sejati dan setia mau tidak mau harus menghadap kepada Allah s.w.t. dalam shalat sehingga pengaruh Setan menjadi sempit. Orang yang berdialog berkali-kali dengan Tuhannya, maka dia akan menjadi hamba-Nya yang benar. Seperti digambarkan ayat bahwa Allah s.w.t. itu sukar ditembus oleh Setan, dan tidak mudah dipengaruhinya. Ini juga satu jalan untuk menghadapi serangan Setan itu jika ingin menggagalkannya.

Al Quran menegaskan bahwa gerakan yang menarik ke arah kebaijikan dan kebaikan senantiasa lebih kuat. Hal ini dapat dilihat dalam seruan Allah s.w.t. yang pertama-tama ditujukan kepada para Malaikat bukan kepada Iblis atau Setan. 

Ayat di dalam Surah Al Baqarah mengatakan :

Qaala rabbuka lil-malaikati ini ja‟ilun fir ardhi khalifah bahwa : Allah mengatakan kepada para Malaikat bahwa Aku akan menjadikan di bumi ini seorang khalifah (pemimpin). (ayat : 30)  

Adalah jelas bahwa yang diutamakan dalam hal apapun adalah para Malaikat. Iblis atau Setan pada hakikatnya dijadikan pengikut Malaikat yang tugasnya menggerakan segala yang baik atau yang menuju kepada keridhaan Allah s.w.t.. Nama Iblis muncul kemudian dalam bentuk berbeda dengan Malaikat, dia congkak,merasa besar lalu ingkar dan menjadi terkutuk.

Manusia oleh Allah s.w.t. dijadikan mahluk paling sempurna karena dia diberi akal dan kebebasan menentukan kehendaknya. 

Dalam Al Quran dikatakan :

Dengan nyawa dan kesempurnaan, Allah mengalihkan kepada jiwa itu jalan kefasikan dan ketakwaan. Beruntunglah orang yang mensucikan jiwanya itu, dan merugilah orang yang mengotorinya. (Asy Syam). Pada hakikatnya gerakan, bujukan dan tarikan Iblis dan Setan itu bukanlah berdasarkan fakta, dalil dan keterangan yang dapat diterima akal sehat. Tetapi karena manusia yang kurang iman itu lemah dan berjiwa rawan, maka mudah baginya menerima hal-hal, saran dan pikiran yang masuk akal sekalipun. Pada dasarnya manusia itu dilahirkan suci dan bersih. Akan menjadi manusia apa dia, menganut akidah dan cara hidup yang bagaimana, maka dilihat dari segi pendidikan, dia dapat diatur oleh orang tuanya. Kemana ia diarahkan, kesitu anak itu akan menuju. 

Rasulullah s.a.w. bersabda: 

Setiap anak yang lahir, dia dilahirkan dengan fitrah (suci). Adalah orang tuanya yang akan membentuk dia menjadi orang Yahudi , Nasrani atau orang Majusi. (Bukhari) 

Ini dilihat dari aspek pendidikan anak dan dari situlah biasanya manusia memulai meniti perjalanan hidupnya. Dia akan melangkah sebagaimana dia diarahkan oleh orang tuanya. Setan akan selalu siap menggodanya tetapi bila dia memiliki bekal yang baik dan kuat, maka godaan Setan tak akan berhasil mempengaruhinya. Setan itu hanya bisa mempengaruhi mereka yang dikatakan oleh ayat Al Quran :

Sesungguhnya kekuasaan Setan itu hanya atas mereka yang menjadi teman-temannya dan mereka yuang mempersekutukan Tuhan dengan yang lainnya. (An Nahl : 100)

Rasulullah s.a.w. bersabda dalam sebuah hadits :

Bila seorang diantara kamu sedang tidur maka datanglah Setan mengikat tiga ikatan diatas ubun-ubun kepalanya. Jika dia terjaga lalu berdzikir menyebut nama Allah, akan terlepas ikatan yang pertama,. Lalu jika dia mengambil air wudhu, maka terlepaslah ikatan ya yang ke dua, kemudian bila dia melakukan shalat, terlepaslah ikatan yang ketiga. Dia akan selalu bangun pagi daam keadaan gesitdan segar bugar. Kalau tidak Setan akan kencing ditelinga orang. (Misykat).

Dari keterangan di atas jelaslah bahwa yang di maksud ASllahkh membelenggu Setan adalah bukan setan yang beruyjud makhluk halus yang dikerangkeng pada bulan Ramadhan, melainkan dengan kita berpuasa dalam bulan Ramadhan kita bisa dan mampu mengendalikan hawa nafsu yang mengajak kepada keburukan, kerusakan mental dan hal-hal yang menjerumuskan manusia ke lembah kenistaan. 

4 komentar:

  1. Di bulan Ramadhan ini kita harus bisa membelenggu "kejelekan kemarin",sehingga kita bisa kembali fitrah.Nice info Gan,selamat berpuasa and mohon maaf lahir dan bathin.

    BalasHapus
  2. kejelakan kita adalah setan, mesti kita belenggu gan,, mantp gan mencerahkan

    BalasHapus
  3. oleh sebab itu kita harus berbuat yang lebih baik lagi salam kenal...

    BalasHapus

Suatu kehormatan bagi Kebarongan jika anda mau meninggalkan komentar. Tanpa Moderasi, maupun Verifikasi untuk kenyamanan anda menyampaikan komentar baik kritikan, usulan, saran, maupun pujian.