Kamis, 05 Mei 2011

PP. MWI KEBARONGAN



KEBARONGAN--Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah adalah sebuah Madrasah Aliyah yang lahir dari sebuah cikal bakal Pondok Pesantren yang berdiri sejak tahun 1878 M, atau 1296 H. oleh Kyai Muhammad Habib seorang santri yang pernah mondok/ngaji di pondok pesantren Kedungwot dan pondok pesantren Somalangu, kemudian melanjutkan studinya di Makkah Al Mukarromah selama 20 tahun. dan belia mengembangkan ilmunya serta berda’wah menyebarkan agama Islam di desa Kebarongan yang waktu itu masih hutan, dan beliau wafat pada tahun 1888 M.

Dalam periode pertama (Tahun 1878 s/d 1888 M) dan periode kedua (Tahun 1888 s/d 1906 M) Pembelajaran memakai system sorogan dan bandungan (tradisional), sedangkan Pembelajaran dengan memakai system Madrasi (klasikal) baru dimulai sejak periode ketiga (Tahun 1906 s/d 1945 M) atas dorongan SI (Serikat Islam) afdeling Kebarongan dan kemudian diberi nama Madrasah Islamiyah dan pada tanggal 15 Juni 1916 Madrasah Islamiyah ini mendapat pengesahan dari Pemerintah Belanda sebagai satu-satunya Madrasah yang berstatus swasta.

Setelah kunjungan Bapak HOS Cokroaminoto dan teman-temannya pada tahun 1931, Madrasah Islamiyah ini bertambah maju dan beliaulah yang kemudian mengubah nama Madrasah ini dengan nama baru yaitu Madrasah Wathoniyah Islamiyah (MWI) Kebarongan, dengan mengembangkan system pendidikan terpadu yaitu Pendidikan Pondok pesantren dan Madrasah, (system ini berlangsung sampai sekarang), dengan tujuan antara lain :

1. Menanamkan dan menyebar luaskan benih-benih keislaman serta cinta terhadap Islam sebagai Agama Allah yang wajib diamalkan.
2. Memeperluas dan mempertinggi pengetahuan, derajat ummat berdasarkan Islam yang murni.
3. Mengikuti jejak Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya dalam cara menanamkan dan mengamalkan Firman Allah SWT.

Dengan melihat dan menyesuaikan perkembangan dan kebijakan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya, maka lembaga pendidikan Pondok Pesantren Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan tanpa mengurangi karakteristik kepesantrenannya, maka kami telah berusaha memberikan kebijakan bahwa kurikulum dan alokasi waktu untuk materi pondok pesantren dan madrasah telah mengalami sedikit penyesuaian, penggabungan dan tambahan waktu menjadi 9 jam pelajaran setiap hari dengan kurikulum gabungan kurikulum pesantren, kurikulum Depag dan kurikulum Diknas atau yang kita kenal dengan Tri In One system curikulum dengan libur mingguan hari Jum’at, ditambah praktikum Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi, Bahasa Arab dan bahasa Inggris, praktek menjahit pada sore hari serta praktikum Laboratorium Komputer pada pagi hari.




Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah pertama kali mendapatkan SK Badan Hukum dari Pemerintah pada tanggal 15 Juni 1916 telah diakui syah dan tercatat dalam buku stambuk Inspeksi Pendidikan Agama perwakilan Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah sebagai Perguruan Agama Swasta dengan Nomor Induk 377, dengan status “TERDAFTAR”. Dan baru pada tahun 1981 lahirlah kebijakan baru bahwa santri/siswa Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan diperbolehkan mengikuti ujian persamaan negeri EBTAN/EBTANAS (tidak dipaksakan) dan hampir setiap mereka mengikuti Ujian negeri rata-rata lulus 100%. Dan sejak tahun itu pula lulusan Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah dapat melanjutkan ke Perguruan Tinggi umum faforit baik negeri maupun swasta baik dalam maupun luar negeri, bukan hanya ke IAIN atau perguruan tinggi agama seperti sebelum siswa mengikuti ujian persamaan.

Dengan melihat dari sisi positif sebuah lembaga pendidikan yang telah mengikuti akreditasi dan atas dorongan dari para pengawas Madrasah dan kemauan keras dari Kepala Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah (Drs Aris Baidowi, MAg) yang waktu itu baru menjabat sekitar 2 tahun, dengan dukungan dari pengurus madrasah dan para ustadznya, maka pada tanggal 22 Maret 2000 Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah mengikuti akreditasi yang pertama, dan Al Hamdulillah hasilnya sangat menggembirakan dengan mendapatkan status yang meloncat dua tingkat lebih tinggi dari yang asalnya “TERDAFTAR” langsung “DISAMAKAN”.

Bahkan konon waktu itu dari 200 lebih Madrasah yang mengikuti akreditasi se Jawa Tengah hanya 3 Madrasah Aliyah yang mempunyai nasib yang sama. Dan akhirnya turunlah SK Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Nomor : E.IV/pp.03.2/ KEP/ 56 /2000.

Sejak saat itulah Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan mulai melaksanakan Ujian Akhir Negara (EBTAN/EBTANAS) mandiri artinya tidak bergabung ke Madrasah negeri, menandatangani Ijazah Negara sendiri dan melegalisir ijazah juga sendiri, artinya hal ini membawa pengaruh positif bagi setiap siswa dan alumni Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan baik secara moril maupun materiil, dan bahkan berpengaruh positif terhadap masyarakat luas, terbukti antara lain kepercayaan mereka lebih tinggi untuk memasukkan putra/putrinya ke Madrasah ini.

Sehubungan dengan adanya peraturan perundang-undangan yang mengatur bahwa akreditasi sebuah lembaga pendidikan formal harus dilaksanakan setiap 4 tahun sekali, maka pada tanggal : 11 April 2005 Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan telah kedatangan team Akreditasi dari Propinsi Jawa Tengah yang terdiri dari unsur Kanwil Depag, unsur Perguruan Tinggi (dosen) dan unsur Pengawas, yang mereka datang untuk menilai Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah dari berbagai aspek/bidang sesuai dengan ketentuan pemerintah dan memakai standar Nasional. Kemudian pada 2 bulan berikutnya, turunlah SK hasil akreditsi dengan Nomor : Kw. 11.4/4/PP.03.2/625.2.01/2005 Tertanggal 27 Juni 2005 yang menerangkan bahwa Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan mendapatkan status akreditasi baru yaitu “TERAKREDITASI “A” dengan hasil nilai “SANGAT BAIK” bahkan merupakan satu-satunya Madrasah Aliyah Swasta se eks Karesidenan Banyumas yang mendapat status ini, bahkan mengalahkan Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Banyumas.

Sebagai sebuah institusi pendidikan yang tidak menutup mata terhadap adanya kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sehingga di Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan tidak hanya mempersiapkan para alumninya sekedar menguasahi bidang agama akan tetapi juga mempersiapkan para alumni dan lulusannya untuk dapat bersaing dipasar/bursa kerja dan didunia perguruan tinggi umum negeri maupun swasta faforit (dalam maupun luar negeri) dan bukan hanya melanjutkan ke perguruan tinggi agama. Dan terbukti Al Hamdulillah dalam decade 10 tahun terakhir ini lulusan Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah telah banyak lulusannya yang dapat menembus melanjutkan kuliahnya ke UGM. UNDIP, UNSOED, IPB, UI, STAN, UNJ. UNY, UNES, ITS, UNS, UNILA, UIN, LIPIA, AKPER, UAD. UMP, UMJ, disamping ada yang study ke luar negeri seperti : Unifersitas AL AZHAR Cairo Mesir, Madinah, Makkah dan lain-lain. (baik dengan bea siswa maupun non bea siswa). Dan juga di perguruan tinggi swasta faforit pada beberapa fakultas dan jurusan.

Sebagai sebuah Madrasah Aliyah yang sudah cukup tua, dan mempunyai ciri khusus dan kelebihan dari Madrasah lain, maka tidak aneh kalau Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan diburu oleh para santri dari daerah luar Kabupaten, bahkan luar Propinsi seperti dari Sumatra, Lampung, Kalimantan, Medan, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur dan lain-lain, hal ini tetap berlangsung hingga sekarang.




=======(0)=======
 

16 komentar:

  1. inilah, kebanggaan kebarongan

    BalasHapus
  2. mantap nih, mudah2an lulusan Madrasah Aliyah Wathoniyah Islamiyah Kebarongan bisa menjadi generasi penerus yg lebih baik...

    BalasHapus
  3. MWI,, kebanggaan kebarongan

    BalasHapus
  4. Amin ...
    Semoga saja.

    BalasHapus
  5. Dengan prestasi dan pengelolaan pendidikan yang dimilikinya, MWI bisa menjadi salah satu alternatif menitipkan putra-putrinya untuk mengenyam pendidikan.

    BalasHapus
  6. subhanallah, sejarah tentang pesantren dikabarongan merupakan salah satu contoh untuk generasi agar bisa mengikuti jejak baiknya untuk menyebarkan islam atau menegakkan islam diseluruh tanah air indonesia dan juga didunia, terimakasih sahabat infonya bermanfaat, salam ukhuwah sahabat.

    BalasHapus
  7. aslmkum, potingan yg menambah wawasan sejarah, semoga sukses..

    BalasHapus
  8. Anonim17:20

    ga nyangka udah skian lamanya berdiri.. since 1878M bro..

    BalasHapus
  9. Aku 2 x kirim komentar kok tidak muncul disini ya ?

    BalasHapus
  10. Anonim18:49

    Alumnus dan civitas academica MWI (dengan segala kelebihannya perlu) perlu meningkatkan perannya. Segenap elemen MWI tidak boleh terlena berada di "menara gading" menikmati pujian dan kebesaran masa lalunya. Mereka harus "membumi" cancut taliwondo, terjun dalam kancah perjuangan yang lebih luas. Setelah sukses dalam perang melawan kejumudan dan kebodohan, rasanya MWI perlu berperan dalam perang melawan kemiskinan.

    Para sesepuh MWI (mungkin sebagian telah tiada) pernah memberi contoh merintis upaya mengentaskan kaum dhuafa, meskipun belum berhasil nyata. Mereka pernah merintis industri payung kecil-kecilan. Seandainya upaya mereka berhasil, barangkali kini telah berkembang menjadi industri payung berskala nasional yang mampu menyerap tenaga kerja.

    Bukankah payung bukan hanya alat berteduh dari gerimis dan terik matahari ? Bukankah jutaan jamaah haji dibekali juga payung ? Bukankah industri pariwisata, industri pemasaran, dsb. dsb. membutuhkan payung ?

    Walaupun tidak harus di bidang industri payung, kiranya rintisan para pendahulu kita dalam memerangi kemiskinan, perlu diteruskan. Begitukah ? Wallahu a'lam.

    BalasHapus
  11. MWI jaya teruslah engkau,,kami mendapat pengetahuan agama dan umum karena engkau,,wahai guru-guruku di MWI salam hormat mulia kami ucapkan ribuan terimakasih, semoga Alloh memberikan kemudahan hidup didunia dan mendapatkan shorga di akhirat nanty,,semoga pintu-pintu neraka tertutup utk alumni alumni MWI dan muslim sedunia..

    Harapan kami kepada Yayasan MWI: dukunglah semua santri/ti utk terus menuntut ilmu di MWI jangan sampai keluar atau tidak lulus hanya karena tdk mampu membayar SPP/uang administrasi. mohon maaf..terimakasih

    BalasHapus
  12. mantap.........

    BalasHapus
  13. deneng gambare Kraton Jogja

    BalasHapus
  14. smoga MWI makin Maju, mengembangkan islam yang lebih maju aaamiin

    BalasHapus

Suatu kehormatan bagi Kebarongan jika anda mau meninggalkan komentar. Tanpa Moderasi, maupun Verifikasi untuk kenyamanan anda menyampaikan komentar baik kritikan, usulan, saran, maupun pujian.