Sabtu, 07 Mei 2011

Daftar Isi Blog Kebarongan








1 komentar:

  1. Dalam kurun waktu 1800-1900, setidaknya 3 kali umat Islam melancarkan perang melawan penjajah Belanda. Pertama 1821-1825 Perang Padri di tanah Minang, kedua 1825-1830 Perang Diponegoro di tanah Mataram (Jawa), ketiga 1973-1910 Prang Aceh di tanah Rencong. Ketiga perang suci itu gagal mengusir penjajah, karena perenjataan musuh jauh lebih canggih.

    Di Jawa, pasukan Diponegoro terdesak mundur, Pangeran Diponegoro ditangkap Belanda. Penasehat spiritual pasukan Diponegoro, Kiyai Maja, sigap mengumpulkan para panglima perang di gua Slarong (barat daya keraton Mataram) dan memberi tausiah :"Kita terpaksa mundur bukan untuk menyerah, tapi untuk bangkit lagi disuatu masa nanti. Karena itu, kemanapun kalian mundur, dirikanlah pesantren".

    Salah seorang pasukan Diponegoro, pemuda Mohammad Habib, mundur arah barat Mataram dan sampailah di Teleng, Kebarongan, yang oleh masyarakat waktu itu dieyakini sebagai tempat angker singgasana "Setan Singobarong". Sejalan dengan nasehat Kiyai Maja, dan setelah menuntut ilmu selama kurang lebih 2 dekade, Kiyai Habib mendirikan pesantren dan menjadikan Teleng yang angker sebagai pusat pesantren Kebarongan.

    Begitulah kata shibul hikayat. Benarkah ? Wallahu a'lam bissawab.

    BalasHapus

Suatu kehormatan bagi Kebarongan jika anda mau meninggalkan komentar. Tanpa Moderasi, maupun Verifikasi untuk kenyamanan anda menyampaikan komentar baik kritikan, usulan, saran, maupun pujian.